KM Sebagai Mesin Ekonomi
Simpulan tentang fenomena ekonomi Indonesia antara 1984 dan 2015 diantaranya:
- Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam sangat besar.
- Sumber daya alam Indonesia merupakan ”mesin” pertumbuhan ekonomi nasional.
- GDP/Cap telah digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
- Informasi sejak tahun 1960 sampai 2015 menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP/Cap Indonesia bergerak lambat, khususnya jika dibandingkan dengan Korea Selatan.
- Analisis membuktikan bahwa GDP/Cap Indonesia berkorelasi negatif dengan indeks EPI dan berkorelasi positif dengan indeks GINI Indonesia. Artinya, makin besar GDP/Cap Indonesia sejalan dengan makin rusaknya lingkungan hidup dan makin besarnya kesenjangan pendapatan antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin Indonesia.
- Saran: Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi Indonesia, sebaiknya digunakan kriteria pertumbuhan kesejahteraan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustainble economy development), yakni dengan menggunakan indikator GDP/Cap, juga sebaiknya dilengkapi dengan kriteria kinerja lingkungan (indeks EPI) dan kriteria kinerja sosial (indeks GINI).
Kondisi ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia. Kita perlu mencari alternatif yang lebih efektif untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan, yakni dengan mengombinasikan antara strategi pertumbuhan ekonomi berbasis SDA dan strategi pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan. Dengan catatan, potensi modal pengetahuan nasional harus digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi berkelanjutan, yang ditandai dengan mengecilnya kesenjangan antara masyarakat kaya dan miskin serta menghasilkan pembangunan ekonomi yang tidak merusak lingkungan.
Uraian berikut akan menjelaskan konsep ekonomi berbasis pengetahuan dan bagaimana kinerja ekonomi Indonesia dalam hal indeks ekonomi pengetahuan kita, relatif jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga.
A. Indonesia Menuju Negara Berbasis Pengetahuan dan Sumber Daya Alam
Dunia sudah masuk pada era pengetahuan yang telah melahirkan tatanan kehidupan baru. Era ini memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan era industri manual dan era industri berbasis mesin. Era pengetahuan sudah melahirkan pendekatan ekonomi baru yang dikenal sebagai ekonomi berbasis pengetahuan.
Ekonomi suatu negara bisa dikategorikan sebagai ekonomi berbasis pengetahuan apabila ekonomi dari negara tersebut dikembangkan dengan menggunakan pengetahuan sebagai ”mesin” utama pertumbuhan ekonominya. Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi pengetahuan dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara, bisa digunakan indeks ekonomi-pengetahuan (knowledge-economy index–KEI) yang dikembangkan oleh World Bank.
Gambar 10 menunjukkan nilai KEI beberapa negara Asia/ASEAN pada tahun 2012; dapat dilihat bahwa indeks ekonomi pengetahuan Indonesia hanya menang dari Kamboja, Laos, dan Myanmar. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia belum bisa dikategorikan sebagai negara yang mampu memanfaatkan pengetahuan sebagai modal utama untuk meningkatkan kinerja ekonominya. Rendahnya indeks ekonomi pengetahuan (KEI) Indonesia ini berkorelasi dengan rendahnya GDP/Cap Indonesia.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Gambar 10. Kinerja Knowledge Economy Index (KEI) Beberapa Negara Asia/Asean Sumber: The World Bank (2012)
Gambar 11 menunjukkan hasil analisis World Bank pada tahun 2012 bahwa ada hubungan berbentuk eksponensial antara GDP/Cap dan KEI–makin besar nilai indeks ekonomi pengetahuan sebuah negara, juga memiliki indeks GDP/Cap yang tinggi pula (di antaranya Swiss, Jepang, Denmark, Norwegia, Finlandia, dan lain-lain). Sebaliknya, negara-negara yang memiliki indeks ekonomi pengetahuan rendah juga memiliki indeks GDP/Cap yang rendah. Indonesia ada pada kelompok negara yang memiliki indeks KEI dan GDP/Cap yang rendah.
Adanya hubungan pengaruh dari indeks KEI terhadap indeks GDP/Cap sebuah negara menunjukkan bahwa dalam membangun kinerja ekonomi (GDP/Cap) sebuah negara, strategi dengan menggunakan prinsip ekonomi berbasis pengetahuan lebih efektif dibandingkan dengan prinsip ekonomi berbasis sumber daya alam.
Sumber: The World Bank (2012)
Gambar 12. Perbandingan Pilar Knowledge Economy antara Indonesia, Republik Korea Selatan, dan Finlandia
Sumber: The World Bank (2012)
Lebih jauh, Gambar 12 di atas menunjukkan bahwa untuk keempat pilar Knowledge Economy yang dikembangkan oleh Economic Incentive and Institution Regime; Education; Innovation and ICT, Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan Korea Selatan dan Finlandia (negara dengan kelompok KEI terbaik di dunia). Untuk perbandingan, Finlandia ataupun Korea Selatan menjadi negara dengan KEI yang tinggi, di antaranya dengan mengutamakan kualitas pendidikan warganya sehingga pilar education memiliki skor tinggi di dunia. Khusus untuk Finlandia, contoh negara yang mampu mengombinasikan strategi pengembang ekonomi berbasis pengetahuan dengan berbasis SDA. Finlandia bisa menjadi contoh baik untuk Indonesia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
- Indonesia belum berhasil menerapkan ekonomi berbasis pengetahuan. Ekonomi Indonesia masih berbasis sumber daya alam sehingga kinerja ekonomi nasional (GDP) jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara yang ekonominya sudah berbasis pengetahuan.
- Rendahnya Knowledge Economy Indonesia mengakibatkan rendahnya kinerja ekonomi (GDP/Cap) nasional.
- Di samping itu, selain nilai Knowledge Economy Indonesia yang relatif rendah, pertumbuhan kinerja ekonomi nasional juga kurang terkendali sehingga naiknya kinerja ekonomi nasional justru berdampak negatif pada kerusakan lingkungan dan meningkatkan kesenjangan sosial.
- Kita memerlukan pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan berkeadilan. Oeh karena itu, indikator pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan sebaiknya diukur oleh tiga indeks parameter, yaitu KEI, GDP/Cap, dan EPI, sedangkan indikator pertumbuhan ekonomi nasional yang berkeadilan sebaiknya diukur oleh dua indeks parameter, yakni EPI dan GINI.
Karena Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alamnya, maka strategi perkembangan ekonomi yang sesuai adalah kombinasi antara perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan dan berbasis SDA.
Penulis: Jann Hidajat Tjakraatmadja, Didin Kristinawati
Jika menggunakan sebagian atau seluruhnya dari tulisan ini, cantumkan sumber referensinya dengan cara:
Tjakraatmadja, Jann. H. & Kristinawati, D. (2017). Strategi Implementasi Knowledge Management. Bandung: Penerbit ITB